Ratusan Honorer RSUD Siwa Mengundurkan Diri, Anggota DPRD Duga Ada Provokator

[caption id="attachment_10035" align="aligncenter" width="1280"] Ketua Komisi IV DPRD Wajo, Hj Husniaty HS saat mendatangi Direktur RSUD Siwa[/caption]

INILAHCELEBES.ID, Pitumpanua – Menyikapi mundurnya ratusan tenaga honorer di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siwa, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Wajo, Hj Husniaty HS mendatangi langsung Direktur RSUD Siwa, Kamis (4/4/2019).


Saat ditemui, Direktur RSUD Siwa, Armin, mengungkapkan sejumlah hal kepada Hj Husniaty yang juga selaku Ketua Komisi IV DPRD Wajo yang bermitra dengan RSUD Siwa.


Kepada Husniaty, Armin menuturkan, sebagai rumah sakit tipe D, RSUD Siwa telah melebihi kapasitas dalam hal tenaga kesehatan.


“Dengan jumlah honor sebanyak 187 orang, itu sebenarnya sudah melebihi kapasitas RSUD Siwa yang bertipe D. Menurut Direktur RSUD Siwa, awalnya pihak rumah sakit tidak mau menerima mereka, tapi mereka tetap ngotot mau masuk. Mereka pun diterima dengan sejumlah persyaratan yang mereka sepakati sendiri,” ungkap Husniaty yang juga politisi PDIP ini.


Husniaty menuturkan, para honorer tersebut awal masuk telah membuat surat pernyataan yang isinya, di antaranya tidak akan menuntut diberikan fasilitas, perumahan, maupun kendaraan dinas, tidak menuntut gaji, dan siap mengganti kerugian rumah sakit sepuluh kali lipat apabila mengundurkan diri.


“Mereka sendiri yang buat dan tanda tangan surat pernyataan itu. Makanya kita heran saat ratusan honorer tiba-tiba mengundurkan diri. Kami menduga ada yang memprovokatori mereka. Ini yang harus dicari tahu,” ujar Husniaty.


Husniaty juga menuturkan, dampak dari adanya rasionalisasi anggaran yang dilakukan Pemkab Wajo, anggaran yang dikelola RSUD Siwa turun drastis dari Rp700 juta pada tahun 2018 turun menjadi Rp110 juta pada tahun 2019.


Sementara Direktur RSUD Siwa, Armin menuturkan, apa yang diutarakan oleh sejumlah honorer di media beberapa waktu lalu, tidak sepenuhnya benar, terutama persoalan gaji. Menurutnya, jumlah yang senilai Rp250ribu dan Rp500ribu itu hanyalah insentif.


“Mereka sebenarnya terima lebih banyak dari yang mereka laporkan di media. Selain insentif, mereka juga terima jasa medik, termasuk dari JKN. Bahkan ada yang terima sampai Rp2 juta. Laporannya lengkap kami simpan,” ungkap Armin.


Lebih lanjut, Armin menegaskan, mundurnya ratusan honorer tersebut, sama sekali tidak mempengaruhi pelayanan di rumah sakit yang dipimpinnya itu. Diutarakannya, RSUD Siwa membutuhkan 12 bidan dan sekitar 40 perawat. Sementara, saat ini sudah ada 34 bidan dan 73 bidan.


“Pelayanan berjalan seperti biasa, tetap normal, tidak ada pengaruh dengan mundurnya ratusan honorer tersebut karena dari awal kami memang sudah kelebihan tenaga,” ungkapnya.


Tidak hanya itu, Armin juga membantah terkait adanya isu bahwa pihak RSUD Siwa telah mengirimkan pesan ke semua Puskesmas agar tidak menerima honorer yang mengundurkan diri dari RSUD Siwa.


“Itu kan hak mereka mau kerja dimana saja. Tidak mungkin kami mau menghalangi rejekinya orang. Jadi itu info Hoax,” pungkasnya.


(Advertorial Humas dan Protokoler DPRD Wajo)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال