Lathifah Faradiba (kedua dari kanan) bersama Jessi (baju merah) dan keluarganya, saat dijemput oleh orangtuanya |
Saat jurnalis Inilah Celebes mendatangi kediamannya, Minggu (31/01/21) malam, ia menceritakan kronologi saat putrinya meninggalkan rumah hingga ditemukan di sebuah rumah di Makassar.
Luqman menuturkan, pada hari Kamis (28/01), Farah yang saat itu tinggal di rumah neneknya di Jl Lembu, Sengkang, sekitar pukul 11.30 WITA, pamit dengan alasan hendak belanja di warung dekat rumahnya.
"Sekitar 30 menit kemudian, neneknya menelpon ke saya, menanyakan apakah Farah ada bersama saya di rumah, saya jawab dia tidak pernah kesini. Dari situlah saya akhirnya langsung melakukan pencarian," tuturnya.
Upaya Pencarian pun Dilakukan
Karena tak kunjung pulang, Luqman pun mencari putrinya itu di rumah teman-teman alumni SD Farah, di mall, dan cafe-cafe dalam Kota Sengkang, hingga akhirnya ia menghubungi wali kelas anaknya saat Farah di SD. Dari situ, muncul nama-nama yang teman Farah yang bisa dihubungi.
Tak kunjung ditemukan, kabar hilangnya putri Dirut BUMD Wajo ini pun mulai tersebar. Sepupuh Farah yang mengetahui kabar ini, langsung menyebar foto Farah di medsos dan akhirnya viral di Facebook dan grup-grup WhatsApp.
"Besoknya saya melapor di Polsek Tempe, lalu ke Polres Wajo dan polisi langsung melakukan pencarian. Karena Farah tidak membawa HP, polisi sempat kesulitan melacak keberadaannya," tutur Luqman.
Tiba-tiba, ada beberapa tetangga yang mengaku melihatnya saat Kamis lalu. Mereka melihat Farah memakai ransel kecil dan menumpang di salah satu becak motor (bemor), namun tidak diketahui kemana tujuannya.
Berikut kronologinya:
Kamis (28/01)
Saat ditanya, Farah mengaku saat dirinya pamit hendak belanja ke warung tetangga, ternyata ia langsung menuju ke Terminal Callaccu Sengkang dengan menumpangi bemor.
Tiba di Terminal Callaccu, ia langsung mencari mobil penumpang tujuan Makassar dan meminta kepada sopir untuk diantarkan ke masjid Bandara Sultan Hasanuddin
"Setibanya di masjid bandara, anak saya langsung shalat Dhuhur dan Ashar. Dari situ, kemudian menuju ke Mall Panakukang Makassar. Disitu dia makan, minum. Setelah itu, ganti pakaian di toilet mall," lanjut Luqman.
"Keluar dari MP, Farah berdiri dekat lampu merah di Jalan Boulevard depan Hotel Miko sambil pegang minuman dingin. Dia dihampiri sama anak-anak penjual tisu, salah satunya bernama Jessi dan meminta minumannya. Farah mengatakan, nanti saya kasih kamu uang, tapi carikan saya dulu bentor untuk antar ke tempat menginap yang murah karena sedikit ji uangku. Apalagi saat itu dia hanya sendirian dan tidak bawa HP," tambahnya.
Jumat (29/01)
Farah meninggalkan tempatnya menginap dan kembali ke tempat anak-anak penjual tisu. Dari situ, ia minta ke pengemudi bentor yang bernama Bahar untuk mengantarkannya ke panti asuhan terdekat.
Di panti asuhan, ia bermohon agar diizinkan tinggal di panti asuhan tersebut. Namun, ia ditolak oleh pengurus panti karena tidak membawa surat rekomendasi dari daerah asalnya.
"Farah memilih panti karena alasannya bisa tinggal bermalam dan makan gratis disana karena uangnya sisa sedikit. Sementara untuk masuk ke panti ada persyaratannya," kata Luqman.
Usai ditolak oleh pengurus panti, Farah kembali ke MP menggunakan bentor yang ia tumpangi sebelumnya dan membayarnya dengan uang receh terakhir yang dimilikinya.
Dia dihampiri oleh penjual tisu, Jessi dan menemaninya menjual tisu. Usai dari situ, Jessi menawarinya untuk bermalam di rumahnya.
Diketahui, Jessi tinggal bersama orangtua dan saudara-saudaranya di Jl Abd Dg Sirua Lorong 8, dengan kondisi rumah yang sangat memprihatinkan dan butuh perhatian dari pemerintah. Jessi ternyata anak putus sekolah.
Sabtu (30/01)
Dini hari sekitar pukul 03.00 WITA, Luqman menerima panggilan WhatsApp dari nomor baru yang tidak dikenalnya, yang mengaku sebagai tukang bentor bernama Bahar yang mengantarkan Farah ke panti asuhan.
Bahar mengaku mendapat info anak hilang di grup Makassar Info dan ciri-cirinya mirip dengan anak yang diantarnya ke panti asuhan.
"Ada tadi anak-anak saya antar naik bentorku ke panti. Saya kira awalnya dia mau bawa sumbangan. Saya perhatikan, mirip dengan yang diinfokan hilang, jadi saya telepon ki," kata Luqman menirukan ucapan pengemudi bentor itu.
Awalnya, ia belum yakin dengan kabar itu karena menyangka anaknya masih ada di sekitaran Kota Sengkang.
"Sekitar pukul 07.00 pagi saya ditelpon kembali dengan nomor yang sama. Saya tidak sempat angkat. Beberapa saat kemudian, orang itu kirimkan saya chat di WA, katanya anak yang mirip anak saya masih tidur. Saya bilang, kalau sudah bangun, saya mau video call untuk memastikannya," cerita Luqman mulai terharu.
"Sekitar jam 08.00, HP saya menerima panggilan video. Saya lihat nomor yang sama, saya langsung tersentak dan mulai deg-degan. Begitu saya angkat, alhamdulillah ternyata betul anak saya. Saya lngsung menangis saat itu," tuturnya dengan terbata-bata karena tak kuasa menahan tangisnya.
Tak menunggu lama, ia bersama istri dan keluarganya langsung berangkat ke Makassar untuk menjemput anaknya yang telah tiga hari dinantikannya itu.
"Kami tiba di rumah Jessi sekitar pukul 14.00 WITA. Saya lihat anak saya dengan rasa haru bercampur bahagia, yang saat itu, Farah memakai pakaian milik kakaknya Jessi," lanjut Luqman.
Berterima Kasih kepada Semua Pihak yang Turut Membantu selama Proses Pencarian Anaknya
Sebelum pulang bersama anaknya, orangtua Farah berterima kasih kepada Jessi dan keluarganya yang telah memberikan pertolongan dan perhatian kepada anak yang dicintainya itu.
"Saya lihat kondisi keluarga Jessi sangat memprihatinkan, tinggal di kawasan kumuh dan rumahnya yang jauh dari kata mewah. Tapi ternyata mereka berhati mulia. Semoga Allah memudahkan rezeki Jessi sekeluarga," ujarnya.
Orangtua Farah juga berterima kasih kepada Bahar, pengemudi Bentor berhati mulia yang banyak berperan sampai akhirnya anaknya ditemukan.
"Kami juga berterima kasih kepada Bupati Wajo, Ketua DPRD Wajo, Kapolres Wajo dan jajarannya, dan semua pihak yang turut membantu menyebar info kehilangan anak saya sampai viral. Semoga Allah membalas kebaikan ta' semua," kata Luqman.
Atas nama keluarga, dirinya juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang telah direpotkannya selama proses pencarian anaknya.
Alasan Kabur dari Rumah
Dari sekian banyak isu yang beredar terkait penyebab kaburnya Farah dari rumah, ternyata hanya karena masalah sepeleh.
Ia merasa kecewa karena ada keinginannya yang tidak dipenuhi.
"Ada keinginannya yang tidak dituruti, sehingga dia kecewa dan akhirnya kabur dari rumah," ungkap Luqman.
Diketahui, Lathifah Faradiba (14) saat ini duduk di bangku pendidikan kelas 2 di Pesantren Aisyiyah Ummul Mukminin, Makassar.
Karena pandemi dan belajar dengan sistem online, maka Farah pulang kampung ke Sengkang. (Red)
Editor: Fhyr