 |
| Mengawali aksinya, PMII Wajo melantunkan Surah Yasin bersama seluruh pihak yang hadir. (Foto: fhyr/IC) |
WAJO, InilahCelebes.com - Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Wajo, Senin (15/9), diwarnai dengan teatrikal dan ritual unik.
Di depan Kantor DPRD Wajo, massa tidak hanya menyampaikan tuntutan, tetapi juga menggelar bacaan Surah Yasin dan membawa simbol-simbol yang perjuangan yang kuat.
Mengawali orasi, massa PMII mengajak semua peserta melafalkan Surah Yasin bersama-sama, menciptakan suasana haru dan religius.
Aksi ini menjadi pengantar sebelum mereka menampilkan cosplay tikus berdasi dan keranda mayat.
 |
| Cosplay tikus berdasi turut warnai aksi PMII Wajo, simbol pejabat rakut yang tidak pro rakyat |
Ketua PC PMII Wajo, Irfan mengungkapkan,kedua simbol ini memiliki makna mendalam.
"Tikus berdasi melambangkan para pejabat yang rakus dan suka merampok uang negara, sedangkan keranda mayat menjadi simbol matinya hati nurani para pejabat dan wakil rakyat yang dianggap abai terhadap nasib masyarakat," ujarnya.
Aksi yang dilakukan ini, kata Irfan, sebagai bentuk kepedulian PMII Wajo terhadap kondisi yang dialami oleh rakyat saat ini.
"Kami turun ke jalan dan gedung DPRD Wajo, ini murni panggilan hati nurani dari para sahabat pergerakan yang terpanggil melihat kondisi bangsa dan negara kita. Tidak ada intervensi dan kepentingan terselubung di aksi ini," tegasnya.
 |
| Jenderal Lapangan, Muh Amirul Mukminin, menyampaikan tiga tuntutan utama di hadapan Anggota DPRD Wajo |
Dalam orasinya, Jenderal Lapangan, Muh Amirul Mukminin, menyampaikan tiga tuntutan utama:
Penutupan tambang ilegal dan semua tambang yang merusak lingkungan.
Penataan parkiran semrawut yang mengganggu lalu lintas.
Pencabutan tunjangan perumahan bagi Anggota DPRD yang tidak berdomisili di Kecamatan Tempe.
Menganggapi hal itu, Ketua DPRD Wajo, Firmansyah Perkesi berjanji akan menindaklanjuti aspirasi tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) pada 22 September pekan depan.
Aksi unjuk rasa ini ditutup dengan lantunan selawat nabi, menandai berakhirnya demonstrasi dengan damai. (Fhyr/IC)