Tidak Ada Pembubaran Dauroh Tahfidz Karimunjawa, Apalagi Usir-Usiran

[caption id="attachment_2749" align="aligncenter" width="640"] Suasana rapat di Karimunjawa, Rabu (06/09/2017)[/caption]

INILAHCELEBES.ID - Kholiqin, salah satu tokoh masyarakat Karimunjawa yang kebetulan menjadi pengurus MWC NU Karimunjawa sangat menyayangkan adanya pemutabalikan fakta soal bangunan pesantren di Alang-Alang Karimunjawa Jepara Jawa Tengah.


Ia yang diundang petinggi Karimunjawa membahas duduk perkara status pesantren milik Yayasan Bina Muwahhidin bersama Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM) Karimunjawa pada Rabu (06/09/2017) malam, tidak pernah menyangka jika keputusan rapat bersama yang juga dihadiri Camat Karimunjawa itu, bakal digunakan media online radikal untuk menyudutkan NU dan warga Karimunjawa pada umumnya.


Kata Kholiqin, rapat malam Kamis itu tidak membahas pembubaran. Tapi tabayun soal datangnya para santri di bangunan yang oleh warga Karimun diketahui sudah dihentikan pembangunannya sejak Maret 2017. Hasil keterangan PCM Karimunjawa justru yang membuat peserta rapat tercengang.


"Konfirmasi PCM Karimunjawa menerangkan kalau tidak dihubungi oleh pihak manapun soal program tahfidz," tutur Kholiqin via saluran telepon, Sabtu (09/09/2017).


Hasil pembahasan peserta, lanjut Kholiqin, IMB bangunan ternyata juga tidak ada, info pembelian tanah belum clear dan ijin operasinal belum diurus, "kok langsung didroping santri luar Karimunjawa," imbuhnya.


Karena PCM Karimunjawa juga tidak tahu ngalor-ngidulnya kegiatan yang menghebohkan warga Karimunjawa itulah, Pak Camat, masih menurut Kholiqin, meminta semua orang harus taat aturan. Termasuk pesantren.


"Saya sendiri juga lagi ngurus ijin operasional Madin Raudlatul Muta'allimin Karimunjawa yang sudah harus diperharui," ujar Kholiqin, membandingkan sikap yang harus dipilih warga taat aturan.


Soal warga Karimunjawa mengusir santri, hal itu dibantah Kholiqin. Peserta rapat yang dihadiri oleh banyak kalangan dan tokoh, tidak ada niat yang kaku atau letterlek untuk membubarkan. Sama sekali tidak.


"Kita sendiri tidak nyono sampai keputusan rapat harus meminta pulang peserta dauroh tahfidz. Awalnya sosialiasi IMB. Karena mendengar PCM tidak tahu lor kidul, kita khawatir ada yang memanfaatkan. Bahkan disebut ditunggangi Syiah. Warga Karimunjawa hanya mengarahkan agar masa depan pesantren bisa baik," katanya.


Kholqin kembali menegaskan, penarikan santri dari ITMAM PP Muhammadiyah bahkan didukung oleh PCM Muhammadiyah Karimunjawa karena mereka ingin agar pesantren dimanfaatkan untuk warga Karimun untuk pendidikan warga Karimun.


"Mereka juga menginginkan agar pesantren dikelola oleh warga Karimunjawa dan tokoh Islam di sini. Sayangnya ada yang memanfaatkan isu negatif," imbuh Kholiqin. (dutaislam)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال