Kompak, PMII dan HMI Turun ke Jalan Gelar Aksi Solidaritas Guru


INILAHCELEBES.ID, WAJO – Satu pemandangan yang tidak biasa, saat dua bendera yang berbeda warna, menyatu dalam satu aksi yang digelar di seputaran tugu BNI jalan Puangrimaggalatung Sengkang, Kamis (30/11).

Puluhan aktivis yang berasal dari dua organisasi Islam terbesar, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Wajo bersama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Wajo kompak melakukan aksi solidaritas mendukung Malayanti, guru SMAN 3 Wajo (ex SMAN 2 Sengkang) yang dipolisikan oleh siswinya.

Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Solidaritas ini, Armin Arifin menuturkan, mereka kompak menggelar aksi ini tanpa melihat perbedaan warna antara PMII dan HMI. Misi mereka sama, ingin keadilan ditegakkan untuk Malayanti.



[caption id="attachment_3547" align="aligncenter" width="720"] Nampak sejumlah Banser Wajo turut mengawal Aksi Solidaritas Guru itu[/caption]
Sementara, salah satu kader PMII Wajo, Supris Musyafir menuturkan, aksi damai yang digelar itu, guna menuntut kepada pihak kepolisian untuk menghentikan segala bentuk proses hukum yang dijalani guru Bahasa Inggris SMAN 2 Wajo itu.

“Kami turun ke jalan menggelar aksi ini, karena kami yakin ibu Malayanti mencubit siswinya itu semata-mata untuk mendidik. Kami menilai itu bukan bentuk kekerasan guru terhadap muridnya,” kata salah satu kader PMII Cabang Wajo, Supris Musyafir.

Kalau ibu Malayanti dipidanakan, kata Supris, itu sama saja memberikan efek ketakutan bagi pihak guru saat hendak membina muridnya. “Olehnya itu, kami meminta pihak kepolisian untuk menghentikan kasus ini dan membebaskan ibu Mala dari segala tuntutan,” tegas Supris yang juga anggota SAR Prima Sengkang ini.

Sebelumnya, guru SMAN 2 Wajo, Malayanti dipolisikan oleh siswinya yang bernama Dieny Anugrah Busriyadi hanya karena masalah sepeleh. Saat itu, Malayanti menegur Dieny karena bermain HP saat proses pembelajaran sedang berlangsung, namun teguran itu tak dihiraukan Dieny.

Karena tidak mematuhi perintahnya, ibu Mala mencubit dan menepuk lengan Dieny. Oleh orangtua Dieny, ternyata hal itu dianggap sebagai bentuk kekerasan terhadap anaknya sehingga mereka melaporkan kasus ini ke polisi.

Diketahui, saat aksi solidaritas ini digelar, sejumlah elemen juga ikut ambil bagian, seperti Lembaga Hukum dan HAM (Lakum HAM) DPC PKB Wajo, GP Ansor Wajo, Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Wajo, Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gema Saba) Wajo, DEMA IAI As’adiyah, SAR Prima, Mapala 17 STIA, Kerukunan Pemuda Wajo dan (KPW).

Laporan: Firman

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال