Ayo Bantu! Balita Penderita Hidrosefalus di Sabbangparu Butuh Uluran Tangan

Bilqis (2), balita penderita Hidrosefalus di Kelurahan Sompe, Kecamatan Sabbangparu, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan
INILAHcelebes.com, Sabbangparu - Nasib malang dialami Bilqis, seorang balita yang diperkirakan berusia 2 tahun ini mengalami pembesaran pada kepala yang didiagnosa oleh dokter mengalami penyakit hidrosefalus yang umumnya disebabkan oleh penyakit di otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi di otak.

Bilqis (2), merupakan putri dari pasangan Ahmad dan Revi, warga Kelurahan Sompe, Kecamatan Sabbangparu, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Kondisi Bilqis mulai diketahui oleh sejumlah kalangan seusai orang tua Bilqiz berupaya mencarikan bantuan untuk anaknya melalui media sosial sejak beberapa hari lalu.

Wakil Ketua Ikatan Keluarga Alumni SMP 2 (IKA Spenda) Sabbangparu, Firmansyah yang mengetahui info tersebut, langsung mengkonfirmasi orang tua Bilqis.

Ibu Bilqis, Revi saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp (WA) mengaku belum pernah mendapat bantuan.

"Anak saya divonis (hidrosefalus), tidak pernah mendapat bantuan sepeser pun, padahal kami dari keluarga tidak mampu," ujarnya.

"Sudah lama saya urus bantuan, saya kira sudah dapat waktu pak Bupati datang di Sabbangparu, ternyata belum ada nama Bilqis (sebagai penerima bantuan). Berapa kali ada yang datang ambil Kartu Keluarga (KK), tapi bantuan tidak pernah datang," lanjutnya.

Menurut pengakuannya, dia bersama suami dan kedua anaknya tinggal di sebuah gubuk kecil dan menumpang di tanah milik orang lain. Sementara suaminya hanya berprofesi sebagai buruh kasar di kebun milik orang lain.

"Kalau ada panggil menanam atau memupuk tanaman, upah yang dia dapat cukup dipakai membeli susu untuk Bilqis," tuturnya.

Untuk membantu meringankan beban keluarga tersebut, Firman mengaku telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak untuk turut memberikan bantuannya.

"Saya telah menghubungi sejumlah pihak, baik secara pribadi maupun atas nama lembaga atau komunitasnya. Mudah-mudahan banyak yang tergerak untuk membantu," kata Firman, Rabu (27/04/22).

Sementara itu, salah satu Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya telah mengirimkan data keluarga tersebut untuk didaftarkan di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Sudah pernah kami daftarkan, cuma sampai sekarang belum ada informasi lebih lanjut," ujarnya. (Herdi)

Editor: Yd

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال