Mengemban Bonus Demografi: Peran Strategis Kader IPM dalam Menyongsong Era Baru


Oleh: Harisma Nurul Fahimah

Zaman yang dipenuhi dengan kemajuan digital dan teknologi telah menyentuh setiap aspek kehidupan, dari anak-anak hingga orang tua. Perkembangan ini tidak hanya mempengaruhi dunia pendidikan, tetapi juga merambah ke ranah ekonomi dan politik.

Namun, di tengah kemajuan yang begitu pesat, perhatian terhadap moralitas dan adab generasi muda tampaknya semakin memudar. Gaya hidup yang didominasi oleh kepuasan instan, penampilan, dan kesenangan sesaat menimbulkan krisis moral yang dapat mengarah pada kehancuran nilai-nilai luhur.

Generasi Z, di tengah kemajuan teknologi, menghadapi tantangan psikologis yang signifikan. Kecemasan, ketakutan, dan ketidakstabilan emosi menjadi ancaman serius. Gejala-gejala negatif seperti pengangguran, penyalahgunaan narkoba, pelecehan, seks bebas, dan perundungan semakin merajalela.

Era digital mempercepat penyebaran informasi, memperlihatkan demoralisasi secara lebih nyata, tetapi apakah hal ini benar-benar baru atau hanya lebih terbuka dibandingkan sebelum era digitalisasi?

Dalam konteks ini, peran Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai bagian dari Muhammadiyah menjadi sangat penting. IPM menjadi wadah yang mampu mencetak kader pelajar dengan pola pikir kritis, membangun budaya belajar, dan bersifat progresif.

Di tengah arus digital dan media sosial, generasi Z yang menjadi kader IPM memiliki kemampuan berkomunikasi yang terbuka dan luas. IPM sebagai platform pembaruan identitas pelajar diharapkan mampu membimbing generasi Z untuk maju dan berkembang dengan inovasi, tanpa terjerumus pada dampak negatif digitalisasi.

Dalam perspektif bonus demografi, generasi Z, yang sebagian besar terwakili oleh kader IPM, memiliki peran kunci dalam mengisi Organisasi Otonom (ORTOM) Muhammadiyah. Tantangan bonus demografi, yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2045, membutuhkan persiapan yang matang. 

IPM harus menjadi garda terdepan dalam menyambut bonus demografi ini dengan meningkatkan kualitas pendidikan, membentuk generasi kreatif dan inovatif, serta memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mencari peluang di masa depan.

Kader IPM perlu memahami bahwa bonus demografi adalah peluang emas, tetapi juga merupakan tantangan serius. Persaingan yang ketat membutuhkan generasi muda yang melek perkembangan zaman, paham akan kebutuhan pekerjaan masa depan, dan memiliki keterampilan sosial yang kuat. Kemampuan adaptasi dan inovasi menjadi kunci untuk meraih peluang dalam era bonus demografi.

Penguatan ideologi gerakan IPM juga menjadi kunci dalam menjawab tantangan zaman. Kesakralan 3T (Tertib Ibadah, Belajar, Organisasi) dan Gerakan Pelajar Berkemajuan (GPB) harus menjadi panduan utama.

Kader IPM harus menjadi cerminan bagi kalangan pelajar dan memiliki komitmen nyata terhadap Islam. Ideologi ini bukan hanya sebatas retorika, melainkan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun dalam konteks organisasi.

Untuk menghadapi revolusi industri dan bonus demografi, kader IPM harus meningkatkan kaderisasi dengan menjadi melek perkembangan zaman. Analisis situasi, kebijakan partisipatif, dan pemahaman akan kebutuhan masa depan harus menjadi bagian integral dari pembentukan kader IPM.

Hanya dengan persiapan yang matang dan penguatan ideologi yang kokoh, generasi Z melalui kader IPM dapat menjadi agen perubahan yang memajukan bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Bonus demografi bukan hanya sekadar angka, tetapi sebuah peluang besar yang dapat diwujudkan melalui langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh kader IPM yang visioner dan berkomitmen.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال